Panama dikenal dengan terusan perlayaran yang menghubungkan antara Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik. Seperti dilansir dari The Maritime Post, Terusan Panama menghasilkan sekitar 2 miliar dolar AS per tahun. Dari angka itu, pemerintah setempat mengambil sekira 40 persen.
Sebagaimana Terusan Suez bagi Mesir, jembatan air tersebut menjadi salah satu sumber pemasukan untuk negara berpenduduk kurang lebih 4,3 juta jiwa itu.
Mayoritas orang Panama berasal dari kelompok etnis Mestizo, yakni percampuran antara kulit putih dan bangsa asli Amerika.
Kristen menjadi agama yang dipeluk kebanyakan penduduk negara tersebut. Karena itu, gereja cukup mudah ditemukan di kota-kota setempat.
Umat Islam menjadi salah satu minoritas di Panama. Menurut data Pew Research Center (2009), jumlah kaum Muslimin di sana sebanyak 24 ribu orang. Artinya, sekitar 0,7 persen dari keseluruhan masyarakat negara itu memeluk agama tauhid.
Dikutip dari keterangan buku Muslim di Amerika dan Cina (2003), syiar Islam dibawa pertama kali ke negara tersebut oleh kalangan budak. Mereka berasal dari Afrika Barat.
Sejak negerinya sendiri dikuasai bangsa-bangsa Eropa Barat, kaum kulit gelap itu dijadikan hamba sahaya. Maka dalam jumlah yang masif, orang-orang malang itu diangkut ke Amerika hingga berakhir di Panama.
Memasuki abad ke-16, terjadilah beberapa peristiwa pembebasan atau pemberontakan budak di Amerika Tengah. Salah satunya adalah kejadian di lepas pantai Panama yang menghadap Atlantik.
Pada 1552, sebuah kapal besar tenggelam. Sebanyak 500 budak di dalamnya berhasil selamat. Seseorang dari mereka kemudian ditunjuk sebagai pemimpin.
Namanya adalah Bayano. Lelaki Muslim itu dengan gagah berani memimpin perlawanan orang-orang kulit gelap itu terhadap para majikan.
Sesampainya di pesisir Panama, Bayano dan para pengikutnya sudah berstatus merdeka. Mereka pada awalnya harus menghadapi gangguan dari pemerintah kolonial Panama.
Pihak otoritas itu sangat ingin memperbudak mereka lagi, apalagi setelah mengetahui bahwa orang-orang tersebut adalah Muslim.
Bagaimanapun, Bayano dan para pendukungnya terus melawan secara gerilya. Tepat saat itu, pemerintah kolonial Panama sedang menghadapi pemberontakan yang lebih masif di selatan. Maka, gencatan senjata pun diajukan kepada pemimpin Muslim tersebut.
Dalam situasi tenang, Bayano pun dapat mendiri kan permukiman di wilayah yang kini termasuk Provinsi Darien. Di sana, ia membangun masjid sederhana serta menyusun dewan penasihat, baik dalam urusan pertahanan maupun syiar Islam.
Masyarakat lokal yang lebih dahulu tinggal di sekitar daerah itu lebih mengenal mereka sebagai orangorang yang berani melawan rezim.
Berita tentang pemberontakan Bayano sampai ke telinga pemerintah pusat Spanyol. Madrid amat marah sehingga mengirimkan seorang jenderal terbaiknya ke Panama. Dialah Pedro de Ursua.
Sesampainya di tujuan, Ursua langsung melancar kan serangan frontal ke basis Bayano. Akhirnya, tokoh Muslim itu dan para pendukungnya dapat ditangkap. Bayano sempat diasingkan ke Peru, lalu Spanyol. Di negara Eropa itulah dirinya mengembuskan napas terakhir.
Kisah kepahlawanan sang pejuang menginspirasi penduduk lokal. Bahkan, di dekat bekas basis pertahanan kaum Muslimin itu terdapat danau yang dinamakan Danau Bayano. Penamaan itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan atas keberanian patriot ini.
Memasuki abad ke-20, terjadilah gelombang kedua masuknya Islam ke Panama. Itu terjadi seiring dengan pembangunan Terusan Panama. Di dekat area proyek terusan itu, pernah berdiri dua unit masjid kecil, yakni di Isca Colon dan Bocas del Toro.
Masa itu, cukup banyak imigran asal Arab dan Asia selatan yang hijrah ke Panama. Tidak sedikit dari mereka yang kemudian menikah dengan wanita-wanita lokal.
Kelompok Muslim inilah yang memulai geliat dakwah Islam pada abad modern. Pada 1929, sejumlah imigran India-Pakistan membentuk komunitas Muslim Sunni setempat.
Mereka membangun masjid pertama di Kota Panama. Hingga era 1940-an, aktivitas mereka dalam hal keagamaan terus berdegup.
Pada 1963, orang-orang Islam ini dapat membeli sebidang tanah di kota tersebut untuk difungsikan sebagai lahan permakaman.
Pada 1970-an, dinamika Muslimin di Panama turut dipengaruhi gelombang aktivis antirasialisme di Amerika Serikat (AS). Beberapa tokoh Islam setempat menaruh simpati pada Nation of Islam, gerakan yang dibentuk Wallace Fard Muhammad pada 1930.
Pada masa itu pula muncul dua sosok Muslim Panama yang berpengaruh, yakni Abdul Wahab dan Suleyman Johnson. Mereka aktif berdakwah di Kota Panama dan Colon, terutama dengan dukungan Syekh Dr Abdulkhabeer Muhammad. Pada 1977, mereka mendapatkan bantuan dari para pedagang Arab di Colon untuk mewujudkan masjid.
Pada 1980-an, perkembangan syiar Islam kian terasa pesat. Pada Januari 1982, berdirilah El Centro Cultural Islamico atau Pusat Keislaman di Colon.
Hingga kini, bangunan itu merupakan salah satu masjid terbesar di Panama atau Amerika tengah umumnya. Hingga menjelang abad ke-21, terdapat empat masjid besar di seluruh negeri tersebut. (jeha)
1. Profil Singkat Negara
-
Lokasi: Amerika Tengah, menghubungkan Amerika Utara dan Selatan, dengan Kanal Panama sebagai jalur perdagangan dunia.
-
Luas Wilayah: ±75.417 km².
-
Jumlah Penduduk (2024): ±4,6 juta jiwa.
-
Populasi Muslim: ±15.000–20.000 jiwa (±0,3–0,4%).
-
Agama Mayoritas: Katolik Roma dan Protestan.
-
Bahasa Resmi: Spanyol.
2. 🕌 Sejarah Masuknya Islam
Islam pertama kali hadir di Panama melalui budak Muslim Afrika Barat pada abad ke-16. Namun, jejak mereka tidak bertahan lama akibat pemaksaan agama dari kolonial Spanyol. Gelombang kedua terjadi pada awal abad ke-20 ketika pekerja Muslim dari India, Pakistan, dan Suriah datang untuk bekerja dalam pembangunan Kanal Panama. Dari sinilah komunitas Muslim modern mulai terbentuk.
3. 🌱 Perkembangan Islam dan Dakwah
Pada abad ke-20, dakwah Islam di Panama berkembang melalui pendirian masjid dan pusat Islam. Masjid Jama (didirikan 1930-an) menjadi salah satu masjid tertua di Amerika Latin. Saat ini, masjid-masjid di Panama City, Colón, dan David menjadi pusat dakwah, pendidikan Al-Qur’an, dan kegiatan sosial. Dakwah Sunni tetap dominan, meskipun komunitas menghadapi tantangan dari sekularisme dan kelompok menyimpang.
4. 👤 Tokoh Muslim Terkenal dari Panama
-
Syekh Abdul Wahid (1930–2008) – salah satu pionir dakwah Islam modern di Panama, aktif dalam mengajarkan aqidah dan syariat kepada komunitas Muslim migran.
-
Asosiasi Islam Panama – organisasi kolektif yang berperan besar dalam menjaga keberlangsungan identitas Islam di negara ini.
5. 📊 Kondisi Muslim Saat Ini
Muslim Panama hidup relatif damai dengan kebebasan beribadah. Mereka tersebar di Panama City dan Colón, dengan komunitas kecil di daerah pedalaman. Tantangan utama adalah keterbatasan lembaga pendidikan Islam, asimilasi budaya yang kuat, dan minimnya ulama lokal.
6. ⚠️ Isu-Isu Strategis
-
Sekularisme: Pemerintah Panama menjunjung tinggi pemisahan agama dan negara, sehingga Islam berkembang dalam ruang komunitas internal.
-
Islamofobia: Tidak sebesar di Barat, tetapi stereotip masih ada, terutama terkait isu global terorisme.
-
Politik global: Posisi strategis Panama membuat komunitas Muslim rentan terhadap tekanan geopolitik.
7. 🤝 Peran Umat Islam Lokal dan Global
Muslim Panama aktif menjalin kerja sama dengan komunitas Islam internasional, termasuk organisasi dari Timur Tengah dan Asia Selatan. Hubungan ini membantu pengembangan masjid, penerbitan literatur Islami, dan beasiswa pendidikan luar negeri bagi generasi muda.
8. 🌅 Potensi Perkembangan Islam ke Depan
Dengan posisi Panama sebagai pintu perdagangan dunia, umat Islam memiliki peluang besar untuk memperluas dakwah melalui dialog antaragama, pendidikan, dan kegiatan sosial. Dengan memperkuat aqidah sesuai sunnah, Islam berpotensi tumbuh lebih kuat sebagai identitas minoritas yang dihormati.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc